By Heru Afandi

Friday, December 5, 2014

Mahasiswa Antara Teori dan Praktis




Belakangan saya agak sedikit tertarik untuk mengangkat betapa sulitnya menjadi pemuda dengan status mahasiswa. Seperti sepemahaman pribadi ini yang sangat dangkal, dalam hal peran pemuda dengan status mahasiswa ini mempunyai 4 (empat) label peranan  yang bisa dibilang cukup krusial yaitu: agen kontrol sosial (social control), agen perubahan (agent of change), iron stock, dan moral force. Tentu secara pribadi, jika mengakui diri sebagai mahasiswa harus mengklaim ketiga  label peranan yang sangat krusial ini. Bila tidak mengakui peranan ini boleh saja mengaku mahasiswa berkedok murid/siswa. Karena jelas sekali bahwa masa menjadi siswa, hanya memiliki peranan sebagai iron stock dan belum memiliki tanggung jawab sosial dan tanggung jawab intelektual kepada masyarakat.

Sebelum lebih jauh ijinkan peranan tersebut untuk dijabarkan sesuai pemahaman pribadi ini yang masih sangat dangkal ini. Dalam artian kepahaman ini bahwa agen kontrol sosial dapat diartikan, bahwa mahasiswa sebagai barisan golongan masyarakat intelektual yang mampu berpikir dan bertindak tanpa embel – embel kepentingan segelintir orang artinya kepentingan mahasiswa adalah murni kepentingan rakyat. Maka dari itu menurut kesepahaman peranan ini lebih tertuju kepada pengawalan kebijakan politis yang lebih tertuju kepada aturan – aturan perundangan. Pemuda bertitle mahasiswa ini berdiri sebagai makhluk independent yang memiliki kebebasan berpikir dengan beragam latar belakang intelektualitas yang seharusnya murni tanpa kepentingan dalam artian tanpa mengharapkan feed back. Disini lah seharusnya dapat terlihat keterpaduan antara ketulusan untuk berbuat dengan kebebasan berpikir yang tanpa embel – embel kepentingan,sungguh sebuah peran yang sangat mulia sekali.

Kemudian dari pada itu masuk lah kita pada penjabaran peranan pemuda berkedok mahasiswa yang kedua, yaitu agen perubahan (agent of change). Dalam kesepahaman dangkal peranan mahasiswa yang ini lebih terarah kepada penggagas sebuah perubahan yang disinyalir dapat berimplikasi secara langsung bagi permasalahan – permasalahan masyarakat awam yang secara tersirat menaruh harapannya pada investasi SDM kepemudaan. Sungguh sangat mulia sekali peranan dari mahasiswa ini, dimana sebagai investasi intelektual masyarakat mahasiswa diharapkan dapat melakukan sebuah perubahan yang dampaknya secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat tentunya tidak lepas dari ketulusannya dan tidak sama sekali terarah kepada tujuan profit oriented. Ternyata sungguh sangat mulia sekali peranan mu yang ke-2 wahai pemuda berkedok mahasiswa.

Berbicara lebih jauh lagi, kemudian kita sampai kepada peranan mahasiswa yang ketiga yaitu sebagai iron stock. Tentu kita bingung apa sebenarnya substansi dari iron stock ini, dalam peranan yang ketiga ini mahasiswa dituntut untuk mempersiapkan diri guna menggantikan generasi – generasi tua yang sudah dalam tanda kutip “berkarat”, berkarat disini dapat disepakati sebagai kurang produktif, kurang efektif, atau tidak relevan lagi bila dikaitkan dengan jaman. Sebagai iron stock pemuda berkedok mahasiswa ini kemudian diharapkan mau menempa diri menjadi besi (iron) yang berkualitas guna menggantikan besi – besi tua yang tidak lagi mampu menopang cita – cita bangsa yang terlampau tinggi. Tentunya masih dengan sifat intelektualitas, idealisme, dan ketulusan yang ada di dalam dirinya, yah seorang mahasiswa.

Kemudian sampai lah kita pada label peranan mahasiswa yang ke-empat yaitu  moral force (kekuatan moral). Secara moralitas bahwa mahasiswa dengan latar belakang intelektualnya memiliki sikap yang menjunjung tinggi nilai – nilai moral kebangsaan. Sikap kritis adalah bukti yang nyata bahwa mahasiswa adalah seorang yang senang berpikir, berpikir guna melakukan analisa terhadap segala perubahan yang terjadi di masyarakat sebagai dampak dari kebijakan yang kurang tepat. Seorang juga mahasiswa dituntut untuk peka terhadap lingkungan masyarakat sekitarnya.

Demikian penjabaran singkat mengenai teori peran pemuda berkedok mahasiswa tersebut, yang ternyata menurut teori memiliki peranan yang sangat mulia dan visioner. Nah, selanjutnya marikita kaji lebih mendalam singkronisasi antara teori dengan fakta empiris yang terjadi di sekitar saya, yap kenapa disekitar saya? Jawabnya terserah saya dong, toh saya yang membuat artikel ini.

Mari kita mengenal sejenak tentang mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan yang ada di sekitar saya. Dalam sebuah organisasi kita mengenal pula yang namanya pengkaderan. Pengkaderan adalah sebuah sarana paling terpenting bagi regenerasi organisasi guna kontinuitas organisasi tersebut. Melalui pengkaderan ini seorang kader akan di suguhkan rentetan kegiatan yang disetting guna merangsang jiwa kepemimpinannya (leadership) juga jiwa sosialnya. Lewat  pengkaderan pula nanti bakal lahir sosok – sosok pemimpin yang bakal meneruskan kepemimpinan di organisasi dalam jangka waktu pendek dan meneruskan kepemimpinan bangsa dan negara dalam jangka waktu yang lebih panjang. Dalam pengkaderan pula akan ditanamkan nilai – nilai karakter kemahasiswaan yang telah kita bahas di awal tadi. Oleh karena itu dapat kita umpamakan bahwa seorang mahasiswa dilahirkan ketika dia melewati proses pengkaderan. Maka dari itu pengkaderan harus lah murni dari segala unsur pembodohan.
Mahasiswa, Organisasi, dan pengkaderan adalah satu kesatuan. Dan jika boleh kita analogikan bahwa Organisasi adalah sebidang tanah yang subur, dan mahasiswa adalah bibit unggul yang siap tumbuh, maka pengkaderan yang baik adalah air segar yang mengandung pupuk yang dapat menjadi penyebab tanaman tumbuh lebih subur lagi. Pengkaderan yang baik pasti melahirkan banyak sosok pemimpin atau change maker atau para penggagas perubahan. Pengkaderan yang tidak maksimal hanya akan melahirkan sekelompok pengikut bahkan lebih buruk lagi dapat menghasilkan orang dengan kecenderungan sifat apatis dan para hedonis. Banyaknya mahasiswa yang apatis juga hedonis adalah bukti nyata gagalnya pengkaderan yang berlandaskan pendidikan.

Mahasiswa ternyata tidak sesederhana yang terlihat, jika kita mengacu pada yang seharusnya maka sangat sulit untuk mengklaim diri sebagai mahasiswa. Mahasiswa memang seorang pembelajar yang sangat haus ilmu pengetahuan yang juga memiliki tanggung jawab sosial dan tanggung jawab intelektual kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Kemajuan bangsa tidak akan pernah terwujud tanpa adanya peranan pemuda berkedok mahasiswa.  Maka dari itu mahasiswa harus sadar terhadap peranannya guna Indonesia Jaya.

 Akhir kata, Hidup Mahasiswa !!! Hidup Mahasiswa !!!
Read More >>

Monday, July 7, 2014

Konflik kesunyian


gambar pohon Oak



“The best remedy for those who are afraid, lonely or unhappy is to go outside, somewhere where they can be quiet, alone with the heavens, nature and God. Because only then does one feel that all is as it should be.”
~Anne Frank

Bila diartikan sesuai translate.google.com maka artinya kurang lebih seperti ini,
“Obat terbaik bagi mereka yang takut, kesepian atau sedih harus pergi ke luar, di suatu tempat di mana mereka bisa tenang, sendirian dengan langit, alam dan Tuhan. Karena hanya dengan demikian seseorang merasa bahwa semua adalah sebagaimana mestinya.”
           
            Hari ini adalah malam yang hangat dan tenang dari salah satu sudut pelosok negeri, dimana bulan sedang dalam keadaan terbaiknya, menyaksikan dencit sendal jepit yang berdesakan pulang dari rumah ibadah yang padat, bersama riuh gemuruh suara jangkrik serta seduhan rintik cahaya kunang malam. Selamat malam J
           
            Sebelum terjerumus lebih dalam, sebelumnya kita harus terlebih dahulu sepakat tentang tulisan pendek yang bersifat subjektif ini. Ini adalah sebuah pandangan pribadi atau pemikiran subjektif yang diolah berdasarkan mata yang dapat melihat juga telinga yang bisa mendengar dengan otak yang sedikit dipaksa berpikir. Artinya artikel ini tidak dimaksudkan untuk sesuatu halpun kecuali pencurahan hasil pikiran sendiri yang kebetulan lewat. Bila kita sudah sepakat, maka silahkan menjerumuskan diri.

            Kita tahu bahwa pada hakikatnya tidak ada seorangpun didunia ini terlahir dengan dihadapkan pilihan apakah memilih menjadi seorang pemalu, minder, pendiam, penyendiri, dsb. Semua sifat adalah hal – hal baru yang dipelajari manusia seiring perkembangan fisik juga psikoligisnya. Hal – hal baru tersebut bisa ia dapat melalui pendidikan primer dalam keluarga yang kurang sempurna, juga bisa melalui lingkungan sosial yang kurang baik sehingga membentuk karakter yang sedemikian pasif, atau juga bisa diawali dengan masalah yang terlalu rumit untuk dialami oleh usia kanak – kanak yang membawa efek domino ketika remaja bahkan dewasa.
           
            Setelah beranjak pada usia remaja atau usia yang menandakan semangkin matangnya pemikiran seseorang, tidak banyak orang akan menyadari bahwa ia telah terjebak oleh sifat bentukan lingkungan ataupun bentukan pikirannya sendiri yang sebenarnya bertentangan dengan sifatnya ketika dilahirkan ke dunia. Begitulah, seorang bayi terlahir di dunia seperti kertas putih, ia seolah berteriak lewat tangisan yang keras, tanpa sedikitpun malu atau minder. Jadi ketika seseorang merasa bahwa ia terlahir sebagai orang yang pasif sebenarnya ia salah besar, ia hanya terbiasa menjadi orang yang pasif.

Sebuah kesalahan besar ketika kesalahan pemahaman tadi kemudian diperburuk dengan kesalahan pemaknaan. Belakangan pepatah asing ini agak sedikit populer di banding kalangan pepatah asing lainnya, sebut saja “be your self”, pepatah asing ini akan menjadi bumerang bilamana kemudian diadopsi oleh orang yang salah dengan memahami konsep dirinya. Bayangkan saja, ketika seseorang merasa bahwa dirinya terlahir pendiam, pasif, kalem, dsb (berkaitan dengan sifat pasif) maka ia dipastikan akan lebih mempertajam bakatnya sebagai orang yang terlahir pasif. Beruntunglah orang – orang yang terlahir di situasi yang bertolak belakang. Tetapi, akan berbeda kasusnya jika dihadapkan dengan pepatah asing lainnya yang berbunyi “be your best self” atau “be your super self”, kata – kata ini menjurus ke perbaikan diri ke arah yang lebih baik lagi atau memfokuskan kepada nilai – nilai yang memang diyakini berada di pihak positif.

Kau tau, menjadi orang pendiam/introvert tidak lah semudah berdiam diri, itu seperti ada dua orang di kepala mu yang akan memberikan instruksi yang saling bertentangan. Puncak dari itu semua adalah sebuah jalur yang bernama keraguan, keraguan ini sebenarnya juga bukan merupakan sebuah hambatan atau bisa dikatakan kelebihan. Jika ditelaah lebih mendalam keraguan itu menunjukan keikutsertaan Tuhan dalam pengambilan setiap keputusan dalam hidup. Sebut saja, dalam hidup kita dihadapkan pada pilihan yang saling bertentangan dimana salahsatu akan membawa kita ke derajat yang lebih tinggi sebagai manusia, di sisi lain akan menghantarkan kita ke tempat terendah dari perihal derajat tersebut. Jika kau mengikuti instruksi yang baik itu artinya kau mengikuti rencana Tuhan dan tandanya derajatmu akan segera ditinggikan, akan tetapi jika memilih pilihan yang salah, kau bisa bayangkan para setan akan membawamu ke derajat terendah dari golongan manusia. Silahkan dipilih, bukankah manusia terlahir dengan intuisi Ketuhanan?

Begitulah, menjadi seorang pendiam/introvert/pasif bukanlah sebuah kekurangan yang akan menghancurkan hidup mu, ini semua tergantung bagaimana menyikapinya. Lagi pula orang bijak tau kapan ia harus bicara. Jujur kepada diri sendiri adalah yang utama juga kenali konsep diri. Bukankah menjadi berbeda adalah pilihan, dan bukankah Tuhan pula tidak pernah membatasi pilihan ciptannya. Tapi satu hal, jangan pernah membatasi diri ataupun menutup diri dari perubahan, jadilah manusia yang fleksibel. Karena sebaik – baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya. J


Pengantar;
“Knowing yourself is the beginning of all wisdom.” ~Aristotle

Juga

“Your visions will become clear only when you can look into your own heart. Who looks outside, dreams; who looks inside, awakes.”  ~C.G. Jung
Read More >>

Sunday, July 6, 2014

Antara Cinta dan Normalitas Manusia edisi revisi



"Bilamana hati bisa berbicara, maka akan kau dengar suara halus yang berusaha sesering mungkin meng-eja tiap huruf nama-mu... Andaikata mata ini dapat bersuara, akan kau dengar ia menentang logika untuk tetap memposisikan diri melihat mu... Bahkan seandainya sepasang indra pendengaran ini dapat berkata - kata, akan kau temukan ia merajuk sepanjang hari jika tidak mendengar suara mu...
Tapi ini hanya mulut, yang bisa berbicara tapi tidak sampai hati untuk mengungkapkan semuanya."

            Selamat Pagi, hari ini adalah hari minggu cerah dengan mata langit teduh yang bersinar penuh semangat dari belahan barat bumi khatulistiwa.

            Sedikit pengantar tulisan sederhana ini adalah pandangan subjektif ku tentang realitas yang terjadi baik terhadap pribadi sendiri maupun realitas yang terjadi di sekitar aku. Karena ini adalah blog pribadi, untuk membaca postingan ini berarti kita telah sepakat bahwa apa pun pandangan yang tertulis disini adalah sifatnya perspektif individu dan sangat relatif. Artinya tulisan ini tidak mengandung arti apapun kecuali pandangan subjektif dari aku. Salam,

            “Cinta”, ya.. cinta. Apa pun itu cinta pada hari ini cinta telah menjelma bak virus kejam yang kehausan mangsa. Ya,.. aku rasa ungkapan itu sangatlah tepat, mengingat sekarang ini  begitu banyak orang yang terinfeksi (paradoks) oleh cinta.  Bicara lebih kompleks ke arah pengertian aku rasa setiap orang punya persepsi masing – masing soal perkara ini. Yaaa, kau tau... ketika ada sesuatu yang bergetar di suatu tempat di salah satu organ tubuh mu ketika seseorang yang menarik di mata mu lewat, atau pun hanya sekedar mendengar namanya, atau bahkan ketika lidah mu sibuk merajut doa untuk orang yang bersangkutan, mungkin deskripsi ini juga terlalu sederhana untuk menggambarkan perasaan itu. Begitulah cinta, kadang kau tau bagaimana rasanya tapi akan sangat sulit untuk menggambarkan bagaimana rasanya. Ibarat kata orang bijak cinta itu tanpa alasan, kalau masih beralasan maka bukan cinta.

            Adalah sebuah hal yang menarik bagi aku secara pribadi untuk mengangkat perihal cinta ini, kita tahu bahwa manusia secara normal pasti memiliki rasa ini. Jika dikaitkan dengan normalitas manusia, aku rasa cinta itu adalah naluri. Dan setiap manusia baik adam maupun hawa keduanya pasti memiliki naluri. Cinta adalah naluri dasar manusia. Dimana kau merasa ada sesuatu tapi kau bingung karena tidak bisa menjabarkan rumusnya.

Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap manusia lain (dalam artikel ini aku khususkan ke konteks lawan jenis), berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut. Sesungguhnya gelar cinta itu cukup sakral untuk kita permainkan oleh kepentingan sesaat, sepertipun juga cinta adalah penghormatan.

Yaa, seperti yang kita ketahui bahwa linier dengan perkembangan pola pikir manusia maka cinta pun semangkin diperluas  elemen penyebaran infeksinya, sebut saja lagu, novel, cerpen, puisi, dsb. Lagi pula ketika mendengar kata cinta rasanya sangat merdu/damai sekali. Karena sifatnya yang merupakan naluri, cinta akan membawa manusia kepada penghormatan tertinggi bagi dirinya tentunya jika diimbangi nilai nilai lain (sebut saja Ketuhanan), akan tetapi akan parah jadinya jika ia dipadukan dengan hal hal yang menjurus ke arah yg agak menyimpang ke nilai nilai sosial.

Cinta adalah naluri dasar sifat manusia, cinta adalah penghormatan. Bila dianalogikan Cinta itu seperti tanaman hijau, ia tumbuh dan besar bersama waktu. Tapi satu hal, berhati – hati lah terhadap tanaman hijau yang tumbuh ditempat kotor.

Pengantar awal,

“Dan begitulah mawar yang dulu, mawar yang hingga kini masih ku genggam dengan erat seraya melangkah melawan hening-nya sepi. Begitu eratnya hingga duri – duri lunaknya kemudian mendaging, dan akar – akarnya menjadi pembuluh darah. Dan ia hidup dengan sisa – sisa pikiran dari hati. Hati yang tidak akan pernah bisa mendusta. Hingga Tuhan-ku melepasnya, ia akan tetap hidup, tetap tergenggam sampai jarum waktu berakhir di penghujung petang yang tidak pernah sama lagi.~”

Seperti pesan filsuf cina ;
“Dicintai dengan tulus oleh seseorang memberi mu kekuatan, mencintai seseorang dengan tulus memberi mu keberanian.~” (Lao Tzu – Filsuf China)

Juga pesan albert Eintein ;
“Where there is love, there is no imposition.~” (Albert Eintein)


Suatu saat kita semua pasti tau apa hahikat dari pengertian cinta yang sebenarnya. Yeah, someday J
Read More >>