By Heru Afandi

Friday, December 7, 2012

Esensi Penting Pengkaderan Organisasi



Sebelum membaca tulisan ringkas mengenai pengkaderan ini maka ada baiknya kita menyamakan persepsi terlebih dahulu. Pertama, bahwa yang dimaksud dengan organisasi disini adalah organisasi mahasiswa yang sifatnya adalah kerja sosial atau non profit oriented. Berarti perkaderan organisasi yang dimaksud disini adalah pengkaderan yang landasannya adalah komitmen untuk mengabdi kepada masyarakat sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu (1) Pendidikan dan Pengajaran, (2) Penelitian dan Pengembangan, (3) Pengabdian Kepada Masyarakat.

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas  berarti :
·         Orang yang mampu menjalankan amanat.
·         Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian.
·         Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi.

Setelah sepaham dengan organisasi yang dimaksud maka kita beralih kepada pengkaderan itu sendiri. Setiap aktivis organisasi tentu sudah faham betul mengenai pentingnya pengkaderan bagi organisasi, kenapa kemudian pengkaderan menjadi penting adalah untuk mempertahankan kontinuitas organisasi tersebut atau yang lebih dikenal dengan regenerasi. Tentu saja adalah sebuah kesalahan jika menganggap bahwa pengkaderan adalah sama dengan yang namanya ospek, tentu saja pengkaderan sifatnya lebih kompleks. Maksudnya pengkaderan lebih kompleks dari segi arah dan tujuannya, artinya pengkaderan tidak diperuntukan bagi perekrutan anggota melainkan menciptakan sosok seorang pemimpin yang cakap, memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian organisatoris.

Secara teoritis Pengkaderan mempunyai tujuan untuk membentuk karakter sebagai para pemimpin, tentunya untuk memenuhi stok pemimpin dalam organisasi tersebut. Maka selanjutnya yang akan menjadi indikator keberhasilan dari pengkaderan adalah seberapa besar persentase jumlah kader yang memiliki karakter seorang pemimpin sesuai dengan kebutuhan organisasi setelah melewati fase pengkaderan tersebut.

 Tentunya sudah sangat jelas bahwa pengkaderan bukan untuk menciptakan para pengikut yang hanya akan melanjutkan estafet kepemimpinan organisasi berdasarkan pemahaman “tuntutan tradisi”, pengkaderan  ada karena kebutuhan yang besar terhadap hadirnya sosok – sosok change maker yang akan membawa organisasi secara khusus kearah perubahan yang lebih baik lagi. Sekali lagi, pengkaderan tidak pernah sekalipun dimaksudkan untuk membentuk sosok – sosok passanger (pengikut), pengkaderan secara murni diperuntukan untuk menghasilkan sosok – sosok pemimpin yang akan membawa organisasi secara khusus kearah perubahan yang jauh lebih baik atau change maker.

Seorang mahasiswa dilahirkan ketika ia berada dalam progres pengkaderan, melalui pengkaderan ini lah mahasiswa kemudian diperkenalkan tentang konsep mahasiswa itu sendiri serta penanaman nilai – nilai karakter seorang pemimpin yang diperlukan organisasi. Artinya secara tegas tidak boleh ada sedikitpun unsur tidak mendidik di dalam pengkaderan, pengkaderan harus murni berisi pendidikan  yang arahnya kepada penanaman karakter. Di dalam pengkaderan pula lah kemudian kader mengambil peranan dalam masyarakat (secara teoritis peranan mahasiswa terbagi atas (agent of change, agent of social control, dan iron stock) artinya secara khusus pengkaderan di maksudkan untuk menciptakan pemimpin organisasi dalam jangka waktu dekat dan pemimpin bangsa dalam jangka waktu yang panjang. Pengkaderan secara luas juga dimaksudkan untuk menghasilkan para penerus kepemimpinan bangsa kedepannya.

Sekarang kita beralih ke arah realitas yang terjadi, pengkaderan pada hari ini telah menjelma menjadi kabar – kabar perpeloncoan. Tentu miris jika kita mendengar bahwa pengkaderan yang memiliki tujuan yang sangat terarah dan mulia itu harus dinodai oleh kegiatan perpeloncoan. Dan sayangnya kabar penyimpangan tersebut hingga hari ini telah banyak menyayat telinga tersebut. Dan hal ini kemungkinan disebabkan oleh regenerasi tanpa dilakukannya pembekalan yang kuat atau upgrading sehingga pada tiap angkatan akan terjadi penggeseran makna yang semangkin kuat tiap tahunnya. Yang menjadi masalah mendasar adalah ketika para pengkader tidak paham tentang maksud dan tujuan pengkaderan sebenarnya. Pertanyaan yang sebenarnya penting sebelum merumuskan konsep pengkaderan adalah Apa tujuan pengkaderan?, kemudian kader seperti apa yang akan dibentuk?, setelah pertanyaan itu terjawab barulah perumusan konsep pengkaderan dilakukan pengkaderan.

Adapun penyimpangan-penyimpangan yang terjadi bukan diakibatkan dari sistem ataupun konsep yang diterapkan. Melainkan ulah segelintir orang yang tidak memahami nilai-nilai bahkan maksud dan tujuan pengkaderan tersebut. Sangatlah mulia orang-orang yang berusaha membentuk sebuah konsep yang ideal, memahami hendak dibawa kemana arah pengkaderan serta menjalankannya dengan niat yang baik semata-mata untuk memanusiakan manusia tanpa ditunggangi oleh nilai-nilai yang lain. Tentu saja, kita tidak ingin melihat nilai-nilai yang murni dicemari dengan hal-hal yang kurang terpuji. Sampai kapan hal tersebut akan berlanjut dalam sebuah proses pembentukan karakter, yang tentunya hanya akan mencemari dan kelak akan menjadi sebuah budaya yang tidak pernah mencerminkan pengkaderan yang sebenarnya.


Jadi, secara khusus pengkaderan dimaksudkan untuk menciptakan sosok – sosok pemimpin untuk organisasi dan secara umum mempersiapkan stok calon pemimpin bangsa karena secara teoritis pengkaderan adalah murni pembentukan karakter dan bukan hanya sekedar tuntutan tradisi. Keberlanjutan estafet kepemimpinan bangsa bergantung kepada keberhasilan para pengkader (pengkonsep pengkaderan). Di tangan para pengkader jati diri mahasiswa sebagai barisan intelektual yang independen dengan semangat pengabdian dipertaruhkan. Hidup Mahasiswa!!


Ingat, "Tugas pemimpin bukan untuk menciptakan pengikut, mereka harus menciptakan lebih banyak pemimpin."

TOM PETERS 

Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

Post a Comment