"Bilamana hati bisa
berbicara, maka akan kau dengar suara halus yang berusaha sesering mungkin
meng-eja tiap huruf nama-mu... Andaikata mata ini dapat bersuara, akan kau
dengar ia menentang logika untuk tetap memposisikan diri melihat mu... Bahkan seandainya
sepasang indra pendengaran ini dapat berkata - kata, akan kau temukan ia
merajuk sepanjang hari jika tidak mendengar suara mu...
Tapi ini hanya mulut, yang
bisa berbicara tapi tidak sampai hati untuk mengungkapkan semuanya."
Selamat
Pagi, hari ini adalah hari minggu cerah dengan mata langit teduh yang bersinar
penuh semangat dari belahan barat bumi khatulistiwa.
Sedikit
pengantar tulisan sederhana ini adalah pandangan subjektif ku tentang realitas
yang terjadi baik terhadap pribadi sendiri maupun realitas yang terjadi di
sekitar aku. Karena ini adalah blog pribadi, untuk membaca postingan ini
berarti kita telah sepakat bahwa apa pun pandangan yang tertulis disini adalah
sifatnya perspektif individu dan sangat relatif. Artinya tulisan ini tidak
mengandung arti apapun kecuali pandangan subjektif dari aku. Salam,
“Cinta”,
ya.. cinta. Apa pun itu cinta pada hari ini cinta telah menjelma bak virus
kejam yang kehausan mangsa. Ya,.. aku rasa ungkapan itu sangatlah tepat,
mengingat sekarang ini begitu banyak
orang yang terinfeksi (paradoks) oleh cinta.
Bicara lebih kompleks ke arah pengertian aku rasa setiap orang punya
persepsi masing – masing soal perkara ini. Yaaa, kau tau... ketika ada sesuatu
yang bergetar di suatu tempat di salah satu organ tubuh mu ketika seseorang
yang menarik di mata mu lewat, atau pun hanya sekedar mendengar namanya, atau
bahkan ketika lidah mu sibuk merajut doa untuk orang yang bersangkutan, mungkin
deskripsi ini juga terlalu sederhana untuk menggambarkan perasaan itu. Begitulah
cinta, kadang kau tau bagaimana rasanya tapi akan sangat sulit untuk
menggambarkan bagaimana rasanya. Ibarat kata orang bijak cinta itu tanpa
alasan, kalau masih beralasan maka bukan cinta.
Adalah
sebuah hal yang menarik bagi aku secara pribadi untuk mengangkat perihal cinta
ini, kita tahu bahwa manusia secara normal pasti memiliki rasa ini. Jika dikaitkan
dengan normalitas manusia, aku rasa cinta itu adalah naluri. Dan setiap manusia
baik adam maupun hawa keduanya pasti memiliki naluri. Cinta adalah naluri dasar
manusia. Dimana kau merasa ada sesuatu tapi kau bingung karena tidak bisa
menjabarkan rumusnya.
Dalam konteks filosofi
cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih
dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif
yang dilakukan manusia terhadap manusia lain (dalam artikel ini aku khususkan
ke konteks lawan jenis), berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih
sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa
pun yang diinginkan objek tersebut. Sesungguhnya gelar cinta itu cukup sakral
untuk kita permainkan oleh kepentingan sesaat, sepertipun juga cinta adalah
penghormatan.
Yaa, seperti yang kita
ketahui bahwa linier dengan perkembangan pola pikir manusia maka cinta pun
semangkin diperluas elemen penyebaran
infeksinya, sebut saja lagu, novel, cerpen, puisi, dsb. Lagi pula ketika
mendengar kata cinta rasanya sangat merdu/damai sekali. Karena sifatnya yang
merupakan naluri, cinta akan membawa manusia kepada penghormatan tertinggi bagi
dirinya tentunya jika diimbangi nilai nilai lain (sebut saja Ketuhanan), akan
tetapi akan parah jadinya jika ia dipadukan dengan hal hal yang menjurus ke
arah yg agak menyimpang ke nilai nilai sosial.
Cinta adalah naluri dasar
sifat manusia, cinta adalah penghormatan. Bila dianalogikan Cinta itu seperti
tanaman hijau, ia tumbuh dan besar bersama waktu. Tapi satu hal, berhati – hati
lah terhadap tanaman hijau yang tumbuh ditempat kotor.
Pengantar awal,
“Dan
begitulah mawar yang dulu, mawar yang hingga kini masih ku genggam dengan erat
seraya melangkah melawan hening-nya sepi. Begitu eratnya hingga duri – duri
lunaknya kemudian mendaging, dan akar – akarnya menjadi pembuluh darah. Dan ia
hidup dengan sisa – sisa pikiran dari hati. Hati yang tidak akan pernah bisa
mendusta. Hingga Tuhan-ku melepasnya, ia akan tetap hidup, tetap tergenggam
sampai jarum waktu berakhir di penghujung petang yang tidak pernah sama lagi.~”
Seperti pesan filsuf cina
;
“Dicintai
dengan tulus oleh seseorang memberi mu kekuatan, mencintai seseorang dengan
tulus memberi mu keberanian.~” (Lao Tzu – Filsuf China)
Juga pesan albert Eintein ;
“Where
there is love, there is no imposition.~” (Albert Eintein)
Suatu saat kita semua
pasti tau apa hahikat dari pengertian cinta yang sebenarnya. Yeah, someday J