By Heru Afandi

Monday, July 7, 2014

Konflik kesunyian


gambar pohon Oak



“The best remedy for those who are afraid, lonely or unhappy is to go outside, somewhere where they can be quiet, alone with the heavens, nature and God. Because only then does one feel that all is as it should be.”
~Anne Frank

Bila diartikan sesuai translate.google.com maka artinya kurang lebih seperti ini,
“Obat terbaik bagi mereka yang takut, kesepian atau sedih harus pergi ke luar, di suatu tempat di mana mereka bisa tenang, sendirian dengan langit, alam dan Tuhan. Karena hanya dengan demikian seseorang merasa bahwa semua adalah sebagaimana mestinya.”
           
            Hari ini adalah malam yang hangat dan tenang dari salah satu sudut pelosok negeri, dimana bulan sedang dalam keadaan terbaiknya, menyaksikan dencit sendal jepit yang berdesakan pulang dari rumah ibadah yang padat, bersama riuh gemuruh suara jangkrik serta seduhan rintik cahaya kunang malam. Selamat malam J
           
            Sebelum terjerumus lebih dalam, sebelumnya kita harus terlebih dahulu sepakat tentang tulisan pendek yang bersifat subjektif ini. Ini adalah sebuah pandangan pribadi atau pemikiran subjektif yang diolah berdasarkan mata yang dapat melihat juga telinga yang bisa mendengar dengan otak yang sedikit dipaksa berpikir. Artinya artikel ini tidak dimaksudkan untuk sesuatu halpun kecuali pencurahan hasil pikiran sendiri yang kebetulan lewat. Bila kita sudah sepakat, maka silahkan menjerumuskan diri.

            Kita tahu bahwa pada hakikatnya tidak ada seorangpun didunia ini terlahir dengan dihadapkan pilihan apakah memilih menjadi seorang pemalu, minder, pendiam, penyendiri, dsb. Semua sifat adalah hal – hal baru yang dipelajari manusia seiring perkembangan fisik juga psikoligisnya. Hal – hal baru tersebut bisa ia dapat melalui pendidikan primer dalam keluarga yang kurang sempurna, juga bisa melalui lingkungan sosial yang kurang baik sehingga membentuk karakter yang sedemikian pasif, atau juga bisa diawali dengan masalah yang terlalu rumit untuk dialami oleh usia kanak – kanak yang membawa efek domino ketika remaja bahkan dewasa.
           
            Setelah beranjak pada usia remaja atau usia yang menandakan semangkin matangnya pemikiran seseorang, tidak banyak orang akan menyadari bahwa ia telah terjebak oleh sifat bentukan lingkungan ataupun bentukan pikirannya sendiri yang sebenarnya bertentangan dengan sifatnya ketika dilahirkan ke dunia. Begitulah, seorang bayi terlahir di dunia seperti kertas putih, ia seolah berteriak lewat tangisan yang keras, tanpa sedikitpun malu atau minder. Jadi ketika seseorang merasa bahwa ia terlahir sebagai orang yang pasif sebenarnya ia salah besar, ia hanya terbiasa menjadi orang yang pasif.

Sebuah kesalahan besar ketika kesalahan pemahaman tadi kemudian diperburuk dengan kesalahan pemaknaan. Belakangan pepatah asing ini agak sedikit populer di banding kalangan pepatah asing lainnya, sebut saja “be your self”, pepatah asing ini akan menjadi bumerang bilamana kemudian diadopsi oleh orang yang salah dengan memahami konsep dirinya. Bayangkan saja, ketika seseorang merasa bahwa dirinya terlahir pendiam, pasif, kalem, dsb (berkaitan dengan sifat pasif) maka ia dipastikan akan lebih mempertajam bakatnya sebagai orang yang terlahir pasif. Beruntunglah orang – orang yang terlahir di situasi yang bertolak belakang. Tetapi, akan berbeda kasusnya jika dihadapkan dengan pepatah asing lainnya yang berbunyi “be your best self” atau “be your super self”, kata – kata ini menjurus ke perbaikan diri ke arah yang lebih baik lagi atau memfokuskan kepada nilai – nilai yang memang diyakini berada di pihak positif.

Kau tau, menjadi orang pendiam/introvert tidak lah semudah berdiam diri, itu seperti ada dua orang di kepala mu yang akan memberikan instruksi yang saling bertentangan. Puncak dari itu semua adalah sebuah jalur yang bernama keraguan, keraguan ini sebenarnya juga bukan merupakan sebuah hambatan atau bisa dikatakan kelebihan. Jika ditelaah lebih mendalam keraguan itu menunjukan keikutsertaan Tuhan dalam pengambilan setiap keputusan dalam hidup. Sebut saja, dalam hidup kita dihadapkan pada pilihan yang saling bertentangan dimana salahsatu akan membawa kita ke derajat yang lebih tinggi sebagai manusia, di sisi lain akan menghantarkan kita ke tempat terendah dari perihal derajat tersebut. Jika kau mengikuti instruksi yang baik itu artinya kau mengikuti rencana Tuhan dan tandanya derajatmu akan segera ditinggikan, akan tetapi jika memilih pilihan yang salah, kau bisa bayangkan para setan akan membawamu ke derajat terendah dari golongan manusia. Silahkan dipilih, bukankah manusia terlahir dengan intuisi Ketuhanan?

Begitulah, menjadi seorang pendiam/introvert/pasif bukanlah sebuah kekurangan yang akan menghancurkan hidup mu, ini semua tergantung bagaimana menyikapinya. Lagi pula orang bijak tau kapan ia harus bicara. Jujur kepada diri sendiri adalah yang utama juga kenali konsep diri. Bukankah menjadi berbeda adalah pilihan, dan bukankah Tuhan pula tidak pernah membatasi pilihan ciptannya. Tapi satu hal, jangan pernah membatasi diri ataupun menutup diri dari perubahan, jadilah manusia yang fleksibel. Karena sebaik – baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya. J


Pengantar;
“Knowing yourself is the beginning of all wisdom.” ~Aristotle

Juga

“Your visions will become clear only when you can look into your own heart. Who looks outside, dreams; who looks inside, awakes.”  ~C.G. Jung
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

Post a Comment